26 March 2023

Ketika Anak Merengek Meminta Batal Puasa

Saat ini abang Al sudah duduk di kelas 3. Sejak kelas 1 (satu) SD kemarin sebenarnya abang sudah berlatih puasa sehari penuh (full). Jadi setidaknya dia sudah memiliki pengalaman dua tahun berpuasa penuh di bulan Ramadhan. Sedangkan ketika berusia 5 tahun ke bawah atau saat berada di TK, dia baru belajar berpuasa setengah hari saja.

Tahun ini abang kembali belajar berpuasa sehari penuh. Karena belum sempat mencoba berpuasa sunnah di bulan Rajab dan Sya'ban, rasanya abang seperti memulai dari awal lagi. Seharusnya memang meskipun sudah jauh-jauh hari kami membicarakan bulan Ramadhan ini, tetap saja akan lebih baik anak berlatih sejak bulan Rajab dan Sya'ban agar tidak terlalu kaget ketika langsung berpuasa sehari full di bulan Ramadhan.

Hari pertama ditambah suasana Kota Tangerang yang sangat panas, abang beberapa kali sempat minta batal puasanya.

"Boleh ya yah. Sampe dzuhur saja. Al haus banget," katanya merengek-rengek.

"Ya, memang haus kalau kita berpuasa. Tapi kan puasa memang menahan diri. Boleh minum, nanti ketika maghrib. Sekarang abang boleh istirahat atau tidur."

Begitulah. Berulang kali abang meminta buka puasa, berulang kali pula ayah dan mama tak bosan memberikan motivasi karena kami tahu ini bukan pengalaman pertama kalinya abang berpuasa. Ini sudah tahun ketiga dia berpuasa sehari penuh.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Merengek Minta Batal Puasa?

Bagi anak-anak, berpuasa menahan lapar dan haus bukan sesuatu yang mudah. Itu kenapa mereka perlu belajar untuk siap berpuasa dengan benar di usia akil balighnya nanti. Namun, orang tua juga perlu menyadari bahwa belajar berpuasa adalah proses yang bukan instan. Seharusnya sejak dini orang tua sudah mengenalkan anak tentang bagaimana berpuasa.

Yang sebaiknya dihindari orang tua adalah mengancam anak jika tidak berpuasa serta memberikan iming-iming hadiah tertentu jika anak mampu berpuasa. Hal-hal semacam ini bisa merusak niat dan keinginan anak berpuasa.

Karena anak-anak dalam proses belajar, maka respon yang tepat saat anak merengek minta batal puasa akan membantu anak belajar berpuasa dengan benar. 

Berikut hal-hal yang dapat dilakukan orang tua saat anak merengek minta batal puasa :

1. Tetap Tenang dan Terima Anak

Tetap tenang ketika anak merengek minta batal puasa juga bukan sesuatu yang mudah bagi para orang tua. Pasti ada perasaan kesal dan kecewa kepada anak. Tapi yang perlu orang tua ingat adalah, selama belum akil baligh sebenarnya anak-anak kita belum dibebankan dengan kewajiban berpuasa. Sampai mereka baligh, mereka tetap sedang belajar berpuasa. Cobalah untuk merasakan kita di posisi mereka dan mengingat kembali bagaimana masa kecil kita atau saat kita sesusia mereka dulu. 

Merespon dengan tenang akan membuat anak merasa diterima. Orang tua juga bisa berempati dengan komunikasi yang berterima seperti :

"Ya, mama tahu kamu lapar dan haus."

atau..

"Memang, kalau sedang berpuasa kita haus dan juga lapar."

Kalimat menerima seperti ini akan membuat anak merasa tidak bersalah dan diterima. 

2. Alihkan dengan Kegiatan Lain

Setelah menerima kondisi mereka yang sedang tahap belajar, cobalah untuk mengalihkan perhatian mereka ke kegiatan lain. Biasanya anak-anak yang merengek minta buka puasa dikarenakan mereka kurang disibukkan dengan kegiatan.

Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk bekerjsama dengan sekolah agar menyediakan berbagai kegiatan kreatif yang dapat dilakukan anak di rumah selama berpuasa. Orang tua juga bisa merancang berbagai kegiatan permainan papan (board game), membaca buku bersama, atau menonton film dengan batasan.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu anak lupa akan rasa lapar dan haus sementara.

Ketika abang Al merasa haus di hari pertama berpuasa kemarin, setelah shalat dzuhur kami gelapkan suasana rumah dan mengajaknya tidur siang sampai masuk waktu Ashar. Lumayan ini bisa mengalihkan dia dari merengek minta buka puasa.

3. Berikan Pemahaman Pentingnya Puasa

Sebagai orang tua, kita harus menjelaskan pentingnya berpuasa dan memberikan pemahaman tentang keutamaan bulan Ramadhan. Fokuslah pada mengapa kita harus berpuasa dan mengapa penting menahan lapar dan haus selama berpuasa.

Tanpa harus menceramahi mereka, berikan pemahaman secara nyata maupun diskusi. Misalnya ajak anak untuk ke luar rumah bertemu dengan orang-orang yang kurang beruntung. Tanyakan kepada mereka,

"Menurut abang kira-kira bapaknya sudah makan belum ya?"

Bacakan buku-buku yang juga menjelaskan tentang keutamaan berpuasa serta bagaimana hewan-hewan juga berpuasa. Anak-anak akan tertarik ketika itu dekat dengan mereka.

4. Hindari Ancaman

Banyak orang tua memilih mengancam ketika anak ingin membatalkan puasa. Misalnya dengan berkata,

"Awas ya.... nanti mama ga belikan es krim kalau puasanya  batal."

atau

"Batalin aja, nanti THR nya mama potong."

Mengancam anak membuat mereka tidak nyaman. Apalagi disertai dengan iming-iming jika mereka tetap melanjutkan puasanya. Niat puasa anak menjadi rusak :-D

5. Dukung dan Apresiasi

Alih-alih mengancam, orang tua seharusnya memotivasi anak misalnya dengan bicara,

"Mama yakin abang bisa kuat puasanya. Ini kan bukan pengalaman pertama abang puasa. Tahun kemarin bisa, pasti sekarang juga bisa."

atau

"Iya memang lemas kalau puasa. Apalagi baru dua hari. Tubuhnya butuh beradaptasi ya. Yuk kita jalan-jalan aja," sambil mengalihkan perhatian anak.

Lalu ketika mereka berhasil melanjutkan puasanya, jangan segan untuk memberikan apresiasi atas usahanya.

"Masyaa Allah. Mama senang. Abang masih kuat puasanya sampai jam 5. Tinggal satu jam lagi lho bang buka puasanya, ayo semangat!"

"Terima kasih ya sudah berusaha untuk kuat puasa. Semoga dengan latihan ini abang makin sabar."

Dan banyak ungkapan apresiasi lainnya. Yang perlu orang tua ingat adalah, apresiasi diberikan atas usaha anak bukan hanya memuji-muji anak dengan ungkapan anak sholeh, anak hebat, anak bintang, dan sebagainya.

Menyiapkan Anak Kuat Berpuasa 

Selama proses belajar tidak masalah anak-anak bertahap dalam menjalankan ibadah puasanya. Misalnya jika memang ini merupakan pengalaman perdana mereka berpuasa tidak ada salahnya misalnya menuruti keinginan mereka untuk membatalkan puasanya sambil terus orang tua memotivasi usaha mereka.

Makan siang lalu dilanjutkan dengan tidak makan minum lagi sampai waktu berbuka, bisa menjadi pola belajar puasa yang tidak memberatkan bagi anak.

Agar mereka kuat, orang tua perlu menyiapkan makan dan minum bermutu bagi anak baik ketika sahur ataupun saat berbuka puasa. Ketika sahur misalnya, berikan susu atau sereal favoritnya setelah anak makan sahur. Motivasi anak untuk mau makan sayur ketika sahur. Berikan penjelasan bahwa sayur akan membantu kita lebih kuat berpuasa karena lebih lama dicerna oleh tubuh.

Saat berbuka, orang tua juga bisa hadirkan makanan favorit anak. Yang penting tidak dijanjikan di awal puasa, makanan favorit yang disajikan saat sahur dan buka membuat anak merasa dihargai. Motivasi anak untuk banyak minum air putih dan sediakan jus buah segar saat berbuka agar energi anak bisa kembali lagi setelah berpuasa seharian.

Membelajarkan anak berpuasa memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi jika orang tua ingin menjaga anak berpuasa bukan karena iming-iming hadiah maupun ancaman. Maka kunci bagi kita para orang tua adalah bersabar dan memahami bahwa anak-anak sedang dalam proses belajar berpuasa.

Selamat mencoba ayah-bunda. Selamat menjadi orang tua bermutu yang layak dicinta ;-) 

2 comments:

  1. Alhamdulillah, pijakan yang sangat tepat. Semoga bang Al selalu bahagia dalam setiap tahap perkembangannya termasuk perkembangan kemampuan berpuasa Ramadhan. Selamat Ayah dan Mama Al. Barakallah....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin...
      Terima kasih atas doa dan semangatnya

      Delete