Alhamdulillah.... hari ini 25 Februari 2017, tepat sudah Alaric berusia 3 tahun. Sekarang saatnya mereview kembali perkembangan Alaric selama usia 2- 3 tahun ini. Saya akan menulis sesuai dengan fokus perkembangan dalam pengamatan yang biasa kami lakukan di sekolah. Oya, ini adalah pengamatan saya sebagai ayah selama berinteraksi dengan Alaric di rumah. Kemungkinan ada tambahan atau mungkin ketidaksesuaian dengan pengamatan guru di sekolah.
Berikut ini perkembangan anak 2-3 tahun yang saya rangkum dari Alaric :
Perkembangan Estetik
Berikut ini perkembangan anak 2-3 tahun yang saya rangkum dari Alaric :
Perkembangan Estetik
- Enjoyment : Alaric sangat menikmati lagu-lagu. Dia sangat senang menyanyikan lagu-lagu tema pembelajaran di sekolahnya. Dia juga sangat menyukai shalawat dan terkadang menggunakan berbagai alat sebagai gendang ketika bershalawat.
- Insight : Pengetahuan Alaric tentang lagu-lagu cukup banyak. Alaric hafal lagu-lagu berikut nadanya. Tentu lagu-lagu yang pernah dia dengar sebelumnya.
- Stimulation : Alaric menangkap nada dan irama dengan cepat. Itulah kenapa Alaric mudah menghafal lagu, doa, maupun ayat-ayat Qur'an ketika dibacakan dengan irama. Saat ini Alaric mudah diajak untuk menghafal surat-surat pendek dengan irama Al-Muyassar.
- Satisfaction : Alaric mendapatkan kepuasan ketika dia sedang bernyanyi, melakukan kegiatan-kegiatan sensori seperti bermain air, tanah, dan pasir.
Perkembangan Afeksi
- Trust : Alaric sangat percaya pada dirinya. Segala sesuatu bagi anak usia 2-3 tahun ini ingin dia lakukan secara sendiri. Dia pun sangat percaya pada mamanya. Kemana mamanya pergi dia harus tahu. Sehingga penting bagi para Ibu untuk selalu bicara ketika akan meninggalkan anak.
- Autonomy : Sejak usia 2,5 tahun, Alaric sudah belajar melepas pakaiannya sendiri. Sekarang dia sudah bisa melepas celana dalamnya secara mandiri, melepas dan memakai sandal jepit, dan kadang-kadang membutuhkan sedikit bantuan ketika akan melepas kaos kaki.
- Initiative : Alaric sangat senang melakukan sendiri apa yang ingin dia lakukan. Dia ingin membawa mainan ke sekolah. Kadang-kadang dia ingin main ke luar rumah bersama teman-temannya.
Kegiatan toilet training pun masih terus dilakukan hingga saat ini. Untuk buang air kecil, Alaric sudah bisa mengungkapkan dan berbicara kepada orang tua maupun guru. Hanya saja untuk buang air besar, terkadang dia masih bersembunyi di pojok. Namun alhamdulillah tanggal 22 Februari kemarin adalah hari bersejarah dimana Alaric akhirnya berbicara bahwa dia ingin buang air besar di toilet. Dan benar saja sudah beberapa hari ini Alaric ngeh dengan alarm dirinya sehingga datang kepada ayah dan mama untuk dibantu ketika buang air besar. - Industry : Alaric selalu ingin menunjukkan kekuatan dirinya sehingga dia selalu ingin bisa melakukan sesuatu. Kadang-kadang dia membutuhkan dorongan untuk beres-beres sampai selesai. Ini mungkin berbeda dengan usia sebelumnya. Disini Alaric sudah pandai bernegosiasi mau menyelesaikan beres-beres mainannya kapan dan dengan siapa.
- Self Concept : Alaric sudah mulai paham mana benda-benda atau mainan miliknya, mana milik orang lain. Dulu, di awal usia 2 tahun semua mainan adalah miliknya. Mainan bibi kecilnya, mainannya juga. Buku-buku di sekolah adalah buku-buku miliknya. Sekarang dia sudah sedikit memahami konsep kepemilikan ini.
Tadi, di usia 3 tahun ini Alaric mulai sadar bahwa dirinya akan buang air besar sehingga dia kemudian meminta mama atau ayah untuk membantunya. - Self Esteem : Ketika dia tidak dapat mengambil benda-benda yang tinggi, dia sudah mulai bisa meminta bantuan orang dewasa. Namun terkadang Alaric akan berteriak ketika sulit menyelesaikan sesuatu. Kadang-kadang dia juga melemparkan benda-benda dari pekerjaan yang gagal diselesaikannya. Alaric memang membutuhkan banyak stimulus untuk dapat menguasi dirinya ketika menghadapi kesulitan ini. Mama dan Ayah selalu bicara padanya, "Jika butuh bantuan, ada mama dan ayah."
Bersambung....
*) refleksi ini ditulis sebagai sarana recalling saya sebagai orang tua. Seberapa jauh saya kenal dengan anak saya
Tulisan Ayah