Sesuai janji saya sebelumnya, kali ini saya ingin berbagi bagaimana men-stimulus atau melatih bayi berjalan. Al sendiri mulai berjalan di usia 1 tahun. Sekali lagi, ayah bunda tak perlu khawatir jika bayi belum bisa berjalan di usia tersebut. Normalnya perkembangan berjalan bayi ini berada pada usia antara 10-18 bulan. Selama tidak ada kelainan dengan bentuk kaki bayi, terus saja berikan stimulus yang tepat.
Lalu, stimulus apa saja yang sebaiknya diberikan dalam rangka melatih bayi agar bisa berjalan? Berikut ini, beberapa stimulus yang bisa diberikan kepada bayi. Beberapa dari pengalaman kami kepada Alaric, sementara yang lainnya berdasarkan teori perkembangan yang pernah saya pelajari.
Lalu, stimulus apa saja yang sebaiknya diberikan dalam rangka melatih bayi agar bisa berjalan? Berikut ini, beberapa stimulus yang bisa diberikan kepada bayi. Beberapa dari pengalaman kami kepada Alaric, sementara yang lainnya berdasarkan teori perkembangan yang pernah saya pelajari.
- Latih untuk dapat berdiri tegak. Sejak pulang dari mudik, ibu saya (Neneknya Al) sudah menyarankan untuk mulai menegakkan Alaric di usia 6-7 bulan. Tentunya saat itu belum bisa berdiri tegak, apalagi dilepas untuk bisa berdiri sendiri. Tapi dengan memberikan stimulus seperti ini, bayi akan mulai sadar dengan tubuhnya. Sadar bahwa ada beberapa bagian tubuhnya (seperti kaki dan tulang belakang) yang dapat digunakan untuk dia berdiri tegak seperti orang dewasa. Nah, di usia 9-10 bulan, mulai bantu dia untuk bisa berdiri tegak dengan menjejakkan kakinya selama kurang lebih semenit. Jika jatuh terduduk, terus berikan motivasi agar bisa bangkit sendiri.
Berdiri di Box |
- Berdiri di Box. Sejak usia 4 bulan, Al sudah masuk sekolah bersama bundanya. Karena itu, di sekolah kami menyediakan box sebagai tempat tidurnya. Dan mulai ajarkan bayi untuk berdiri dengan berpegangan pada sisi box. Al sih waktu itu ngga diajarkan sama sekali, tiba-tiba saja dia langsung berdiri dengan berpegangan. Oya, kita tetap harus pastikan sisi box tersebut aman bagi bayi, cukup kuat dan tidak bersudut tajam.
- Naik-Turun Sendiri. Dengan pengawasan kita sebagai orang tua, berikan kesempatan bagi bayi untuk naik-turun kasur, tempat tidur, atau sofa sendiri. Waktu itu, Al mulai dengan turun dari kasur (Sejak kasus Al beberapa kali jatuh dari ranjang, kami putuskan tidur dengan kasur di lantai dengan tinggi kasur sekira 22 cm dari lantai). Lalu mulai turun sendiri dari sofa.
Turun dari Sofa sendiri |
- Mengejar Mainan. Ketika bayi sudah mulai bisa merayap atau merangkak, mainan yang dibutuhkannya adalah mainan yang bisa digerakkan (Tanpa baterai, apalagi remote control). Bola atau mobil-mobilan bisa digunakan. Ajak anak mengambil mainannya sambil berjalan. Tentu saja mulai dengan jarak yang pendek, lalu mulai dengan jarak yang lebih panjang. Latihan ini akan membantu menguatkan otot-otot kaki dan tungkai.
Kereta Dorong Seperti ini Mulai Banyak yang Menjual |
- Mendorong. Ini adalah mainan terpenting pada tahapan usia bayi belajar berjalan. Zaman dahulu, adik-adik saya dibuatkan Mbah alat yang terbuat dari bambu untuk berpegangan kemudian berjalan memutar (Saya lupa namanya :-D). Nah, sekarang banyak tersedia kereta dorong dari kayu untuk sarana belajarnya. Atau jika memungkinkan, sepeda bayi juga bisa digunakan. Beberapa alat lain seperti bangku dari plastik atau galon air mineral bisa digunakan. Hanya saja pastikan dalam pengawasan orang tua. Mendorong-dorong adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi bayi. Alaric waktu itu mendorong sepeda roda tiga yang dimilikinya.
- Berjalan tanpa alas kaki. Kata ibu-ibu tetangga saya, biarkan bayi berjalan di atas rumput yang berembun. Itu akan membuatnya cepat jalan. Entah benar atau tidak mitos tersebut, Alaric di usia sekira 11 bulan sudah saya ajak jalan setiap pagi ke lapangan olahraga dekat rumah. Sepatunya dilepas dan dibiarkan menyentuh aneka tekstur jalan (beraspal, semen rata, tanah, dan rumput berembun). Ini penting untuk membangun indera peraba di bagian kaki. Pegang tangan anak sambil berjalan untuk merasakan banyak tekstur tersebut.
Nah, itu sedikit sharing dari saya tentang stimulus apa yang bisa diberikan agar bayi dapat berjalan.
Bagaimana dengan penggunaan Baby-Walker?
Untuk Alaric, kami tidak menggunakan alat tersebut. Kebanyakan orang juga tidak menyarankan penggunaan Baby-Walker ini. Anak menjadi kurang kontrol terhadap tubuhnya dan ruangannya. Perkembangan otot kaki pun agak kurang baik karena anak menjadi cenderung jinjit, tidak menapakkan kakinya dengan baik. Selain itu, dari sisi keamanan penggunaan Baby-Walker rawan dengan kecelakaan yang sangat membahayakan bayi, seperti terjungkal misalnya.
Terakhir, Ayah Bunda harus percaya bahwa setiap bayi memiliki perkembangan masing-masing karena mereka adalah produk Tuhan yang unik. Tak perlu dibandingkan dengan anak tetangga. Jikalau memang sudah 1 tahun belum berjalan, dan bayi masih cenderung untuk merangkak, tak masalah. Berikan terus stimulus yang tepat tanpa harus men-drill atau memaksa anak. Jadikan pengalaman-pengalaman main (termasuk belajar berjalan ini) sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi bayi.
Selamat mencoba