21 January 2018

Buat Apa Bisa Baca Sejak TK?

Suatu hari #Alaric (3 Tahun 10 Bulan) main bersama dua temannya. Salah satu temannya sudah berusia TK B (5 Tahun) yang bersekolah di sekolah TK pada umumnya yang mengajarkan membaca dan menulis dengan drilling (membaca dengan mengeja ca-ba-ca, dan menyalin huruf maupun kata yang ditulis guru dari atas ke bawah). Temannya ini pun sudah bisa membaca rangkaian huruf.

Di TK Al-Amanah, semua anak TK belajar melalui main. Ya, hanya main saja. Tapi saya akan cerita bedanya 2 anak berbeda usia, berbeda tahap perkembangan membacanya akibat beda cara belajarnya.

Ketiga anak asyik bermain lego hingga temannya Al, Raja, berkata,

"Ini pesawat," sambil menunjuk 2 susunan lego yang memiliki sayap.

"Dimana pesawatnya parkir?" Tanya saya mencoba memberikan pijakan.

Tak ada jawaban. Hingga kemudian Alaric menjawab,

"Ini bandara ceritanya."

"Oh ya. Di bandara memang ada bangunan yang tinggi," jelas saya lagi ingin memberikan penguatan pada susunan vertikal lego berwarna warni yang mereka buat.

"Menara pengawas," jawab Alaric.

Lalu mama mengeluarkan ensiklopedia pesawat dari rak buku. Menaruhnya di atas meja agar teman Alaric bisa membacanya dan membangun bandara dengan 'ilmu'.

"Ada jarak antar pesawat ketika parkir. Apa yang terjadi kalau parkirnya terlalu dekat?" Saya kembali memberi pijakan dengan kontinum pertanyaan.

Sang anak hanya diam, sambil menyusun lego lagi.

Cinta Buku, Cinta Membaca
"Wah, di atas meja ada buku tentang bandara. Raja bisa lihat di buku, bagaimana pesawat parkir di bandara," pijakan yang saya berikan turun ke tahap direct statement.

Raja sepertinya belum tertarik. Padahal saya tahu dia sudah bisa membaca kata-kata yang ada di buku. Yang ada malah Alaric bangkit kemudian mengambil buku ensiklopedia dan membuka lembaran demi lembaran sambil seolah-olah menjelaskan isinya kepada dua temannya, Raja dan Faizs.

"Ini, pesawatnya berjalan di landasan. Sebentar lagi mereka akan terbang," jelas Alaric menunjuk deretan pesawat yang berbaris di runway.

"Dekat bandara ada hotel juga lho. Kita bisa menginap disitu. Aal pernah ya yah menginap di hotel dekat bandara," katanya meminta persetujuan saya.

Saya mengangguk dan tersenyum. Padahal Alaric belum bisa membaca. Dia hanya membaca gambar dan symbol serta merepresentasikannya berdasarkan dirinya sendiri.

Sedangkan Raja masih belum tertarik dengan buku sekalipun sudah bisa membaca. Padahal menurut Christoper-Gordon anak usia 3-4 tahun sudah punya buku favorit yang senang ia baca. Ini lah tahap perkembangan membaca.

Hingga saya teringat curhat orang tua yang anaknya sudah bisa membaca sejak usia TK, tapi sejak SD susah sekali disuruh membaca buku teks (buku paket) yang sudah mahal-mahal dibeli karena kewajiban dari sekolah.

Jadi, apa gunanya bisa membaca sejak TK, jika kelak di usia formal operasionalnya (baca: akil baligh) dia tak tertarik sama sekali dengan buku untuk memperoleh pengetahuan?