05 April 2020

#HomeLearning : Belajar Matematika dari Kegiatan Menyusun

Rasanya sudah lama sekali ya tidak update blognya Alaric. Sekarang dia sudah berusia 6 tahun lebih satu bulan. Sudah punya adik juga yang tak kalah lucu serta menggemaskan. Tak terasa sebentar lagi Al juga akan segera masuk usia sekolah formal.


Update-update... tahu-tahu kita sedang berada di kondisi yang sangat berat. Wabah Covid-19 ini lumayan berpengaruh terhadap kegiatan pendidikan. Ayah jadi bekerja dari rumah. Pun begitu dengan mama. Alaric dan adiknya juga akhirnya dirumahkan. Praktis semua aktifitas hampir full di rumah. Hikmahnya wabah Covid-19 ini membuat kita akhirnya lebih banyak waktu kumpul keluarga.

Alaric menjalani home learning. Ada beberapa program harian yang dikirim oleh gurunya di sekolah. Beruntungnya sekolahnya Alaric sih bukan tipikal sekolah yang menekankan akademik dan harus mengerjakan macam-macam workbook (LKS) apalagi belajar online. Kegiatan yang dibagikan gurunya lebih berfokus pada Kegiatan bermakna bersama orang tua dan bermain.

Seperti beberapa hari kemarin, Alaric terlibat dalam kegiatan membantu mama. Diantara kegiatannya adalah merapikan rak buku, rak piring, dan rak sepatu. Itu belum termasuk kegiatan rutin seperti jurnal, shalat, dan membaca buku.

Membangun Kemampuan Seriasi dari Merapikan Buku, Piring, dan Sepatu

Sepintas, kegiatan Alaric yang merupakan bagian penugasan dari Sekolah ini lebih terlihat hanya beres-beres saja. Akan tetapi dengan pendampingan bermutu kegiatan di atas membangun banyak kemampuan dasar Matematika seperti klasifikasi dan seriasi (mengurutkan). 

Di pos-pos sebelumnya kalau teman-teman menyimak, dua keterampilan dasar ini sangat penting. Keterampilan seriasi misalnya, merupakan keterampilan dasar anak yang membuat dia mampu membuat skala prioritas. Piaget dalam teori perkembangan kognitifnya menjelaskan bahwa Anak yang memiliki keterampilan mengurutkan benda-benda konkrit di usia dini akan lebih mudah membuat skala urutan prioritas di usia dewasa.

Maka tepat sekali gurunya memberikan penugasan merapikan rak buku, piring, dan sepatu. Alhamdulillah di masa darurat bencana Covid-19 ini Alaric terlibat dalam kegiatan-kegiatan di rumah yang ditugaskan gurunya. Seperti kemarin dia berhasil menyusun buku, piring, dan sepatu berdasarkan ukuran dari kecil ke besar atau sebaliknya. 

Bahkan yang bikin surprise adalah kemampuan logis dan analyticnya juga terbangun ketika sedang merapikan sepatu.

"Mama, sepatu ade di bawah saja. Soalnya kalau di atas, ade nanti ngga nyampe waktu mau ambil."

Pendampingan Kegiatan Menyusun Barang

Kegiatan apapun di rumah pada dasarnya dapat membangun banyak keterampilan berpikir anak dan juga kecerdasannya. Sebagai sekolah yang tidak mengkotak-kotakkan anak, Al-Amanah sekolah dimana Alaric belajar meyakini bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak dapat membangun banyak kecerdasan. Asalkan ada pijakan dan pendampingan bermutu dari orang dewasa.

Beberapa pendampingan dalam kegiatan menyusun barang tersebut diantaranya :
  • Sebelum mulai menyusun, ajak anak mengamati lebih dulu. Mengamati adalah langkah pertama pendekatan saintifik dalam belajar. Dengan mengamati, anak terbangun kemampuan membaca objek yang tinggi seperti membaca ciri-ciri benda. 
  • Pada saat mengamati ayah-bunda bisa bertanya tentang ciri-ciri fisik benda seperti "Ada warna apa saja? Ada berapa macam ukuran? Wah.... Sepatunya milik siapa saja ya? Pertanyaan-pertanyaan di atas membangun pemahaman anak tentang benda dan kempemilikan.
  • Saat mulai menyusun objek, ajak anak membandingkan. Kemampuan membandingkan termasuk keterampilan menganalisis dalam taksonomi bloom dan termasuk high order thinking skills atau keterampilan berpikir tingkat tinggi. Orang tua bisa bertanya : "Mana yang sama ukurannya? Manakah yang berbeda?" lalu anak mulai mengklasifikasi.
  • Jika anak belum mengurutkan dengan benar jangan buru-buru ingin diperbaiki. Ajak anak mengevaluasi mana yang masih perlu diperbaiki. Ajukan pertanyaan : "Menurut kamu, manakah yang urutannya belum pas?" atau bisa juga dengan berkata "Sepertinya mama masih melihat ada yang belum pas. Mari kita cek sama-sama ya". Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi di atas analisis. 
  • Setelah selesai, pastikan kita memberikan apresiasi yang tepat. Hati-hati memberi pujian. Ayah bunda bisa berkata : "Alhamdulillah.... Alaric berhasil menyusun sepatu dari ukuran kecil di sebelah kanan sampai ukuran besar di sebelah kiri". Feedback yang fokus pada pencapaian anak seperti ini lebih membantu dia bahwa usahanya yang kita hargai, ketimbang apresiasi "Hebat.... Anak soleh..... Anak Pintar" yang membuat pemikirannya tentang anak soleh atau anak hebat menjadi bias.
Mungkin hanya itu saja saja yang bisa kami bagikan dari Kegiatan home learning atau pembelajaran di rumah untuk anak TK. Mudah-mudahan bermanfaat ya. Anak belajar banyak hal dari lingkungan lewat pendampingan orang dewasa yang bermutu. 

Selamat mencoba... 😉

5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Sering2 share lagi pa, lumayan buat masa depan😆🤭

    #firstcomment

    ReplyDelete
  3. Pak said.. .sekalian buat anak usia 7-12 tahun.. Lanjutan nya... Ditunggu lho pak.. .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah... tapi sepertinya bukan di blognya Alaric ini

      Delete