08 June 2017

Anak 3 Tahun Pandai Mengurutkan? Bisa!

Menjelang usia tiga Tahun, Alaric menunjukkan kemampuan untuk membedakan dua benda sebagai modal kemampuan klasifikasinya. Dia mulai bisa membedakan mana benda yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Kadang dia juga membandingkan ukuran panjang. Melihat suatu benda lebih panjang dari benda lainnya.


Kini tiga bulan sudah lewat dari usia tiga tahun. Alhamdulillah kemarin dengan idenya sendiri, kemampuan logis-matematik nya kian berkembang. Alaric sudah mampu melakukan seriasi atau mengurutkan benda berdasarkan ukurannya. Melalui playdough yang dibuat sendiri oleh mamanya di rumah, Alaric membuat bentuk-bentuk bola dengan berbagai ukuran lalu mengurutkannya mulai dari yang kecil hingga yang besar.

Menunjukkan Kemampuan Seriasi

Seberapa Penting Kemampuan Seriasi Ini?

Kemampuan ini sebenarnya terlihat sepele. Namun di balik itu semua, kemampuan seriasi sangat berguna bagi hidup anak di masa depan.
Seriasi adalah salah satu modal kemampuan berpikir matematik. Ketika kita menghitung secara berurutan satu, dua, tiga, dan seterusnya pada dasarnya kita sedang menggunakan kemampuan seriasi karena bilangan (angka) adalah bentuk abstrak yang merepresentasikan banyak benda. 

Dalam kehidupan nyata khususnya di sekolah, kemampuan seriasi akan mendukung pembelajaran Matematika atau Sains di Sekolah Dasar. Anak-anak akan kesulitan belajar pengukuran panjang, berat, atau waktu jika mereka tidak memiliki kemampuan seriasi ini.

Dalam buku 'Mengapa Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu' peneliti pendidikan anak usia dini, Ibu  Wismiarti (direktur Sekolah Al-Falah Jakarta) menyebutkan bahwa kemampuan seriasi ini membuat anak mampu menempatkan dirinya secara akurat dimanapun dia berada. Dia menjadi mengetahui mana yang tidak penting, kurang penting, dan penting. Sehingga dewasanya dia menjadi orang yang pandai menyusun prioritas dalam segala bidang hidupnya (pekerjaan maupun keluarga).

Bagaimana Membangun Kemampuan Seriasi?

Alaric tidak ujug-ujug punya kemampuan ini. Tentu munculnya kemampuan seriasi awal mulanya dibangun melalui tahapan membaca secara fisik baik melalui pendampingan orang tua di rumah, maupun gurunya di sekolah.

Melalui banyak kegiatan bermain, Alaric mengenal berbagai bentuk dan ukuran. Guru mengajaknya membaca ukuran benda, membedakan, mengklasifikasi, sampai akhirnya dia menemukan sendiri urutan tersebut tanpa harus di-direct oleh guru maupun orang tua.

Baca Juga : Pandai Melalui Main

Pembangunan terhadap kemampuan seriasi juga dapat dilakukan melalui kegiatan beres-beres. Di Sentra Bahan Alam misalnya. Berbagai macam alat dan benda dengan macam-macam ukuran sudah disediakan oleh guru. Setelah bermain, anak dapat membereskan alat main kemudian mengurutkan benda yang sama (seperti corong misalnya) dari yang terkecil hingga terbesar. Pembiasaan seperti inilah yang akhirnya sampai di otak anak sehingga kemampuan seriasinya menjadi berkembang.

14 comments:

  1. Wah bagus nih bang baahasannya, ntar coba praktekkan ke adek Aira. Dlu pas Mas Aiman berasa bnyak yang gak diarahkan sejak dini.
    Makaasih sharingnya bang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Aiman distimulus aja Mba Ivon.
      Tidak ada kata terlambat untuk memulai

      Delete
  2. Membereskan mainan usai bermain, inj penting diterapkan sejak usia dini. Kelak dia akan terbiasa melakukannya hingga dewasa dan gak tergantung atau nge-bossy pada orang lain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali Mba Arni.
      Terbiasa sejak dini akan berpengaruh di usia dewasanya nanti

      Delete
  3. waah, bisa ditiru nih, mba, makasih ya ilmunya

    ReplyDelete
  4. Tahu hal semacam ini, tapi baru tahu dari sini ternyata ada istilah nya ya: seriasi. Info baru. Thank you for sharing :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Mba Gesi.
      Iya istilahnya seriasi (urutan) yang akan beralih dari hal konkrit sampai abstrak (semacam angka) nantinya

      Delete
  5. iya nih.... padahal anak udah gede2, baru kenal dengan "seriasi"
    makasih infonya mas
    berguna deh buat cucu nanti hehehe

    ReplyDelete
  6. Noted... anakku masih ongot-ongotan, kadag bisa tapi kadang ngawur... dan aku setuju, bermain sambil belajar :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya santai saja Mba. Nanti juga muncul. Yang penting distimulus dengan modelling dari kita orang tua

      Delete
  7. Anakmu bakat matematika mbak, semoga bisa diarahkan dan jadi anak pinter. menih kaseep anakmu mbak ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini kebetulan yang nulis ayahnya :-D
      Betul mab turcan, ini salah satu tahap perkembangan Matematika

      Delete