06 December 2016

Menggunakan Kata Ganti 'Aku'

Beberapa hari ini Alaric senang sekali menggunakan kata 'Aku' untuk merepresentasikan dirinya sebagai subjek. Kalau sebelum-sebelumnya di lebih banyak menggunakan kata 'Aal' untuk menyebut diri. Misal ketika ingin pipis, dia biasanya bicara,

"Mamah, Aal mau pipis."

Atau

"Aal gemes sama ayah."


Nah... sekarang kalimatnya mulai berubah menggunakan kata ganti orang pertama tunggal tadi, yakni 'Aku'.

"Punya siapa mainan ini?" Tanya ayah.

Kalau dulu Alaric menjawa dengan kalimat, 

"Punya Aal"

Sekarang kalimatnya berubah menjadi,

"Punya Aku."

"Aku suka makan udang."

"Aku mau main di luar." Dan sebagainya.

Kapan sebenarnya penggunaan kata ganti 'Aku' ?

Menurut penelitian para pemerhati anak di Australia, bayi mulai menggunakan kata 'Aku' atau saya ketika berusia 24 bulan hingga 30 bulan. Sebelumnya di usia 18 bulan anak mulai memahami dirinya melalui nama.

Oke, kalau begitu Alaric terlambat dari rata-rata kebanyakan anak dalam hal penggunaan kata ganti 'Aku' karena baru muncul di usia 33 bulan ini.

Namun di balik itu, penggunaan bahasa Indonesia yang sedikit formal sudah Al lakukan sejak dia bisa berbicara dengan cukup jelas. Karena penggunaan yang konsisten itu, banyak sekali kosakata yang Al punya. Baik itu kosakata tentang tubuh, rangka, hewan, maupun kendaraan.

02 November 2016

Kosakata Tema 'Tubuh'

Malam ini menjelang tidur, Alaric dan mama beberes dulu mainan yang sudah dimainkan di kamar. Ada banyak mainan yang perlu diambil satu persatu dan dimasukkan ke dalam keranjang.

Mainan tersebut tidak sepenuhnya milik Alaric. Beberapa adalah lungsuran dari masnya atau dari tetangga. Seperti kepala robot ini adalah pemberian dari Mas Arief yang waktu Pak De nya berikan kepada Alaric, Mas Arief sudah kelas 4 SD, ngga main robot-robotan lagi. Alaric sendiri karena memang ga pernah nonton tv dan lihat film robot jadi ga terlalu 'ngeh' sama cara memainkan mainan ini sehingga wajar kalau mainannya malah lepas sana-sini.



Ketika akan menaruh kepala robot ini Alaric terdiam sejenak dan memperhatikannya. Lalu keluarlah kalimat dari mulut mungilnya.

"Mamah... ada ininya ya," katanya pada mamah yang ikut membantu membereskan mainan.

Mama membiarkan Alaric berpikir sebentar. Tidak langsung memotong pembicaraannya. Sampai beberapa saat Alaric masih terdiam, mamah pun berkata,

"Maksud Alaric ada kabel-kabelnya ya?" Tanya mamah.

Alaric masih serius memperhatikan kepala tersebut dengan seksama. 

"Ada ininya mah... Ada organnya."

Mama surprise... ayah juga. Lalu mengalirlah TFP tentang organ di kepala manusia yang digunakan untuk berpikir 😊

13 September 2016

Inilah Perkembangan Motorik Halus Balita 2-3 Tahun?

Di usia 2,5 tahun ini perkembangan Fine Motor (Motorik Halus) Alaric kian berkembang. Oya, buat ayah bunda yang belum tahu apa itu Fine Motor, skill ini identik dengan koordinasi jari-jari tangan. Sebagai salah satu fokus perkembangan domain Fisik, berkembangnya fine motor akan membantu anak menggunakan tangannya lebih stabil terutama dalam memegang benda sehingga tidak mudah jatuh. Di usia dewasa fine motor sangat dibutuhkan oleh seorang dokter bedah, mekanik, arsitek, dan banyak profesi lainnya.

Selain kemampuan Alaric menarik celana atau pun kaos kakinya, perkembangan fine motor berikutnya yang tampak di usia 30 bulan ini adalah kemampuannya memegang alat tulis. Jika di usia 2 tahun kemarin Alaric masih memegang spidol atau krayon dengan cara menggenggam, sekarang beberapa kali dia sudah belajar memegangnya menggunakan 3 hingga 4 jarinya. 


Lihatlah foto di atas. Spidol biru dipegangnya menggunakan ibu jari, jari terlunjuk, dan jari tengah. Meskipun coretannya masih acak, sekarang Alaric sudah berusaha mendeskripsikan apa yang dia gambar. "Ayah sedang mengendarai Beko," katanya tadi siang. Ayah pun berusaha menulis apa yang dia ucapkan agar dia aware dengan tulisan-tulisan dan huruf. Tidak di-drill. Ayah hanya memodelkan saja selebihnya biarkan Alaric 'membaca' apa yang ayah lakukan secara konsisten. 

Selain itu, Alaric juga mulai menyusun kubus secara horizontal. Sebelumnya Alaric menyusun kubus-kubus ronce itu ke atas tanpa terjatuh. Dari sini selain perkembangan fine motor ayah bisa melihat tahap membaca dan menulisnya. Alaric baru membaca warna dan bentuk saja. Dia tahu semua warna kubus (4 warna) yang disusunnya. Namun susunannya masih acak. Belum ada pola-pola tertentu, persis seperti coretan spidolnya di kertas yang juga belum ada pola-pola. Tak lupa untuk membangun kemampuan logic-mathematic nya Ayah mengajak Alaric menghitung kubus sesuai warnanya.

"Satu, dua, tiga empat... Merah, empat," katanya gembira ketika menghitung kubus berwarna merah pada menara kubus yang dibuatnya.

"Ya, ada 4 kubus berwarna merah," Ayah memberikan penguatan.

Oya, supaya ayah bunda tidak penasaran. Bagaimana sih sebenarnya perkembangan Motorik Halus anak usia 2 - 3 tahun?

Daftar perkembangan motorik halus dibawah ini saya rangkum berdasarkan pengamatan perkembangan Alaric, perkembangan murid-murid kami di sekolah, dan juga bahan bacaan lainnya :
  • Kemampuan memegang benda dengan tangan sudah mulai stabil dan hampir jarang sekali bendanya terjatuh.
  • Mulai mengkoordinasikan kedua tangan. Jika dirasa berat dengan satu tangan, dia akan memindahkan benda yang dipegang ke tangan yang lain.
  • Salah satu tangan akan mendominasi dalam sebuah kegiatan sedangkan tangan lain membantu. Misalnya, mulai menggunakan kedua tangan untuk membuka tutup botol. 
  • Memegang krayon dengan seluruh tangan dan mulai menggunakan 3 jarinya ketika berusia 30 bulan.
  • Mulai menunjukkan kemampuan sederhana dalam menggunakan krayon atau kuas, misalnya membuat garis horizontal,vertikal, atau melingkar.
  • Mulai merobek kertas dengan 2 jari (jempol dan telunjuk).
  • Di usia 3 tahun mulai menggunakan gunting untuk menggunting kertas dengan satu tangan, sedangkan tangan lain memegang kertas.
Oya, perkembangan yang nampak pada Anak adalah bahasa natural anak yang harus dipahami oleh orang tua. Pemahaman yang baik terhadap perkembangan anak akan membantu guru dan orang tua dalam merancang program bermutu pada anak. Hindari drilling atau pemaksaan. Perkembangan motorik yang saya tulis di atas adalah murni lahir dari anak dengan stimulus-stimulus yang tepat dari orang dewasa.

11 September 2016

Belajar Melepas Pakaian Sendiri

Perkembangan terbaru Alaric di usia 2,5 tahunnya ini adalah perkembangan kemandirian. Beberapa hari yang lalu sepulang dari sekolah, Alaric duduk di lantai. Kemudian dengan susah payah berusaha melepas kaus kaki dengan menariknya. Awalnya ayah ingin sekali membantu. Sayangnya karena anak-anak pada usia ini sangat ingin menunjukkan apa yang dia bisa lakukan dengan sekuat tenaga, akhirnya ayah tak jadi membantu lantaran Alaric sudah teriak "Al aja..." saat ayah tawarkan bantuan.

Alaric berusaha keras melepas kaus kakinya
Akhirnya berhasil juga. Ayah dan bunda memang harus sabar menunggu. Kalau orang tua tidak sabar, tentu sudah dibukakan dan akhirnya anak tidak belajar. Padahal, melepas pakaian yang dikenakan seperti kaus kaki, celana, maupun baju kaus dalam adalah tahap awal dalam kemandirian berpakaian. Perkembangan ini seharusnya sudah muncul di usia anak 2 hingga 3 tahun. Jika belum muncul apalagi sampai usia 5 tahun masih dibantu oleh orang dewasa dalam melepas pakaian, orang tua harus segera menyiapkan program yang tepat. Jika dibangun dengan benar, seharusnya di usia 4 hingga 5 tahun, anak sudah mampu memakai baju sendiri dan hanya sesekali dibantu memasukkan kancing atau menarik resleting.

Beberapa hari kemudian, kemampuan berpakaian Alaric bertambah. Dia berhasil melepas celana dalamnya sendiri. Saat ayah memberikan selamat, Alaric bahkan termotivasi untuk melepas sendiri kaus dalamnya. Karena koordinasi kedua lengan belum maksimal, ayah dan bunda harus bantu menarik baju sedikit, sampai kemudian dia berhasil menariknya dari tubuh.

Penting bagi orang tua untuk memastikan ananda berhasil dalam melakukan sesuatu pada usia 2 hingga 3 tahun ini. Salah satunya saat anak belajar melepas pakaian. Karena menurut Erik Erikson, anak-anak pada usia ini sedang membangun Tekad. Mereka sadar dapat melakukan sesuatu dan selalu ingin berhasil. Tugas para orang tua adalah menjaga agar tidak gagal dalam melakukannya.

11 July 2016

Libur Lebaran Kurang Sehat, Alaric Tak Banyak Jalan-jalan

Mudik tahun ini benar-benar kurang seru buat Al maupun bunda. Pasalnya sejak sebelum pulang mudik Alaric sudah bawa penyakit. Bisulan di matanya belum juga sembuh menjelang hari keberangkatan di akhir bulan Juni kemarin.

Pun begitu ketika di pesawat. Meskipun ini bukan pengalaman pertama naik pesawat, tapi pulang kali ini Al sedikit takut. Ketika mulai lepas landas bahkan Al memeluk erat saya, tak mau duduk di kursinya sendiri sambil berkata "Ayah.. dada Aal sakit". Akibatnya mba Pramugari harus bawakan lagi belt pengaman tambahan.

  

Padahal pulang kali ini naik Garuda biar si Al merasa nyaman karena ini adalah pertama kalinya Alaric duduk di kursinya sendiri di peswat. Boneka, layar monitor dengan video dan lagu anak-anak, serta buku yang dibawakan si mba Pramugari juga tak bisa menghilangkan ketakutannya.

Sesampainya di rumah nenek, kondisi Alaric juga tidak segera cepat pulih. Karena bawaan sakitnya Alaric cukup rewel. Bahkan beberapa hari menjelang lebaran badannya kembali terasa panas. Namun syukur Alhamdulillah, di hari lebaran bisul di mata sudah kempes. 

Hal yang tak diinginkan pun datang. Berhubung aneka soft drink adalah hal wajib ketika lebaran, pun begitu di rumah neneknya, Alaric jadi lepas kontrol menyantap minuman-minuman ini sehingga membuat batuknya di malam hari agak sedikit parah. Jadilah tidur ayah dan mama menjadi kurang nyenyak.

Menjelang kembali ke Tangerang, badan Alaric kembali panas. Ada bisul lagi di hidungnya meski tak besar. Nenek pun menyarankan untuk berobat dan akhirnya Alaric minum juga obat penurun panas selain madu. Libur lebaran kali ini pun akhirnya kita ga terlalu banyak jalan-jalan mengingat kondisi Al yang kurang sehat. 

Semoga di hari-h nya nanti ketika terbang kembali Alaric sudah sehat. Aamiin....


Alaric | Ayah | Bunda >> Mohon maaf lahir bathin ya... 😉😉😉

26 June 2016

Bisul Pada Mata Balita, Apa Penyebabnya?

Sudah 3 hari ini mata sebelah  kanan Alaric terlihat bengkak. Jenisnya sih bisul. Tadinya ada di kelopak atas dan bawah. Tapi yang bawah sudah sempat 'meletus' ketika bangun pagi lusa lalu dan darahnya kemana-mana. Tapi yang atas sekarang malah makin terlihat 'matang'.

Ada yang bilang bisul berhubungan dengan kelebihan atau alergi protein. Memang Alaric doyannya telur. Sudah 3 minggu ini pula kita di rumah lebih sering makan seafood seperti ikan, udang, dan cumi setiap hari. Makanya ngga salah kemudian beberapa teman di sekolah bilang kalau Alaric kelebihan protein.

Tapi eitss... nanti dulu. Selama ini dia juga makan telur dan ngga pernah bisulan. Tapi kenapa baru sekarang?


Pertanyaan tadi jadi misteri untuk ayah dan bundanya. Selain penasaran, dan Alaric juga sulit sekali kalo harus minum obat semacam antibiotik. Lha diolesi salep aja dia suka berontak. Satu-satunya obat buat dia ya madu dan ekstrak sambiloto yang biasa jadi campuran air minum. Sementara itu besok Senin (27/6) kita musti mudik.

Akhirnya ayah browsing juga dan nemu informasi yang sepertinya valid dan pas kasusnya dengan apa yang Alaric alami. Seperti dikutip dari ayahbunda.co.id, bisul pada mata balita biasanya disebabkan oleh kotoran yang masuk ke mata. Kadang-kadang disertai infeksi dengan tanda-tanda mata memerah, gatal, juga sakit. Bisul kadang di kelopak luar, kadang juga di kelopak mata bagian dalam. Nah, Alaric sendiri yang terinfeksi adalah kelopak mata bagian luar. Baik kelopak mata atas maupun bawah.

Dari mana kotoran dan debu bisa masuk? Sehubungan dengan jarak rumah dan sekolah yang sudah lumayan jauh (sekira setengaj jam perjalanan), Alaric yang senang berdiri di jok bagian belakang cukup rentan matanya kemasukan debu. Nah, inilah penyebabnya. Sehingga penting sekali buat anak balita yang sering bepergian dengan sepeda motor agar melindungi matanya dengan kacamata.

Sedangkan untuk pengobatan, mau tak mau antibiotik baik salep antibiotik maupun obat yang diminum. Meskipun demikian, kami hanya berikan Alaric obat luar (salep). Untuk obat dalam hanya mengandalkan herbal sambiloto dan juga madu.

Semoga cepat sembuh ya naak

21 May 2016

Apa, Siapa, Mana, Dimana, Dari mana

Judul tulisan kali ini adalah beberapa dari sekian banyak kata tanya. Lebih tepatnya ada kurang lebih 5 kata tanya yang dipahami oleh Alaric saat ini. Subhanallah.. ya. Seolah-olah dia paham dengan sendirinya. Dari mana? Tentu saja proses ini tidak berlangsung dalam waktu yang singkat. Ada proses panjang seperti kata Ellen Galinsky dalam bukunya Mind in The Making, bahwa bayi lahir hingga usia 4 bulan dibangun language sense nya melalui banyaknya interaksi verbal yang kita lakukan bersamanya.

Interaksi verbal juga seharusnya sudah mulai dilakukan ketika bayi masih di dalam kandungan. Ketika sel-sel saraf pendengarannya mulai terbentuk di bulan kedua kehamilan, ibu sudah seharusnya banyak bercakap-cakap bersama bayi yang masih di dalam rahim. Segala apapun yang akan ibu lakukan, sebaiknya diverbalkan kepada bayinya. Proses ini harus terus dilanjutkan hingga bayi lahir ke dunia agar clear di usia 4 bulannya, bayi sudah memiliki language sense, awal komunikasi.


Kembali kepada Alaric, jika kita berbicara dengannya khususnya bertanya menggunakan kata tanya apa, siapa, mana (termasuk dimana dan dari mana) dia sudah bisa menjawab pertanyaan kita sesuai konteksnya. Contohnya ketika melihat foto orang yang dikenalinya, dia akan menjawab "ayah". Pun begitu dengan pertanyaan yang diawali dengan kata apa (menanyakan benda). Ini adalah kata tanya pertama yang dipahami olehnya.

Seiring dengan pemahamannya terhadap beberapa tempat dan lokasi, Alaric juga memahami pertanyaan dengan kata mana. Misalkan ketika ayah bertanya, "Mama dimana?" Alaric menjawab "Dapur".

Jawabannya memang masih singkat sesuai dengan tahapan expressive language nya yang baru mulai merangkai kalimat dengan dua hingga empat kata.

15 May 2016

Kalimat Yang Mengandung Hubungan Sebab-Akibat Dari Anak 2 Tahun

Beberapa hari yang lalu ketika dispenser di rumah sedang dibersihkan, galon air minum yang masih terisi seperempatnya ayah turunkan. Agar terjaga supaya tidak terkena debu atau benda lain yang membuatnya kotor serta air menjadi tercemar, ayah menutup leher galon dengan cangkir milik Alaric. Ayah ucapkan di depannya,

"Kita tutup galonnya ya. Supaya aman"

Di suatu kesempatan ketika selesai minum, Alaric mengambil piring mainannya untuk menutup galon yang sudah seharian tak ditutup karena memang airnya sudah hampir habis sedangkan cangkir miliknya yang biasa dipakai untuk menutup galon sedang dicuci.

"Tutupin... Aman," katanya. 

Ini suprise sekali. Meskipun dia tidak menemukan cangkirnya, dia mencari benda lain yang bisa dipakai untuk menutup mulut galon.

"Wah.. subhanallah. Alaric tutup galonnya supaya aman," kata ayah.

Dalam tahap main peran, apa yang Alaric lakukan menunjukkan kemampuan menemukan pengganti benda yang mirip yang dapat digunakan untuk fungsi yang sama. Dalam hal ini ada skill making connection yang terbangun.

Di sisi lainnya, Alaric sedang menghubungan dua kata untuk membuat kalimat. Meskipun kadang-kadang di usia 2 tahun ini dia sering membentuk kalimat dengan 3 kata, tapi kalimat yang ini agak sedikit berbeda berhubung terkandung di dalamnya hubungan sebab akibat. Penyebabnya ditaruh benda untuk menutup leher galon, akibatnya air di dalam galon tetap aman.


Membuat Anak Tantrum jadi Belajar

Tadi malam ketika bunda ingin mengepel lantai rumah, beliau memindahkan sandal yang dipakai Alaric di rumah. Memang sih bunda lupa bicara sama Al. Inilah yang menyebabkan Alaric kemudian marah dan ngambek. (Penting bagi ayah bunda di rumah untuk selalu bicara sebelum atau ketika melakukan sesuatu bersama anak). Sambil menangis Alaric men-'jambak' kain pel yang bunda pakai.

Dalam kondisi seperti ini tak perlu panik atau ikut marah. Kalau marah berarti tahap perkembangan diri kita sama atau tak jauh berbeda dengan si kecil yang baru berusia dua tahun ini :-D. Justru ini jadi kesempatan belajar baik buat Alaric maupun untuk kita sebagai orang tua.

Belajarlah untuk mengendalikan diri kita agar anak belajar dari kita bagaimana cara mengendalikan diri. Selain itu, tentu Alaric bisa kita arahkan untuk mempelajari yang lain. Lihatlah gambar di bawah ini.


Ketika mulai menarik kain pel, sebagai orang dewasa kita cukup bicara :

"Oh... Alaric mau bantu mama ngepel ya? Boleh. Mau pegang dulu pelnya?"

Dan alhamdulillah, dengan perkataan kita yang lembut ini (teman saya bilang jampi-jampi :-D) dengan ajaib si Alaric langsung berhenti menangis dan malah ikut mengepel lantai. Maasyaa Allah.

Jadi, sabar itu penting luar biasa lho ayah bunda. Dan sabar itu ngga pakai batas.

21 April 2016

Membangun Skill "Making Connection" Anak

Setelah tampilan perkembangan bahasa dan crtitical thinking nya kemarin dimana Alaric ingatkan ayahnya untuk pergi sholat ke Masjid, ada hal menarik lagi yang merupakan tampilan dari skill making connection serta perkembangan domain berpikir kognisi yang ditunjukkan Al di usianya yang menjelang 26 bulan ini.

Ceritanya seperti sore-sore yang lain, kali ini mamanya akan mencuci pakaian. Baju-baju kotor tersebut sudah dimasukkan ke dalam mesin cuci dan siap digiling dengan air bersih terlebih dahulu. Setelah air diisi dan mama menyalakan mesin cuci, Alaric berlari ke arah mesin cuci. Oh.. ternyata Alaric ingin melihat apa yang terjadi di dalam mesin cuci karena kebetulan kali ini mama tidak menutup mesin cucinya.

Alaric berusaha men-jinjit-kan kakinya. Namun tak sampai. Melihat ini, ayah pun memberikan pijakan kepada Alaric.

"Oh... Alaric mau lihat air yang berputar ya? Kalau tidak sampai, berati kita butuh alat apa ya?" tanya saya.

Dalam hati sebenarnya ingin agar Al mengambil bangku plastik kecil di kamar mandi. Tapi Eits... Dia malah lari ke ruang tengah sambil berkata,

"Arpet...."

Alaric pun mengambil setumpuk karpet evamat dan menaruhnya ke dekat mesin cuci.

"Subhanallah... Alaric punya ide. Ternyata dengan bantuan karpet, Alaric bisa melihat air yang berputar di mesin cuci," ucap saya lagi.

Sayangnya pada percobaan pertama susunan karpetnya masih belum terlalu tinggi, sehingga dia masih kesulitan untuk melihat. Diambilnya lagi setumpuk karpet dan percobaan kedua kalinya ini, berhasil!



Membuat Hubungan Antara Benda dan Kejadian

Apa yang Alaric lakukan adalah bagian dari tampilan skill making connection, satu dari 7 skill hasil penelitian Ellen Galinsky dalam bukunya "Mind in The Making" yang harus dimiliki anak sejak usia dini agar terbangun executive function (Pre frontal cortex)nya. Alaric belajar membuat hubungan antara benda (dalam hal ini karpet evamat) dengan kejadian.

Kejadian yang mana? Saya mencoba untuk mengingat-ingat kembali sampai akhirnya, saya teringat dengan kejadian malam sebelumnya dimana ketika saya memasang kelambu, saya menggunakan tumpukan karpet evamat sebagai pijakan agar saya dapat menjangkau paku yang sudah menempel di bagian plafon.

Subhanallah.... Kejadian inilah yang menginspirasi Alaric, meskipun awalnya saya berharap Alaric menggunakan bangku kecil, namun ternyata Alaric menggunakan benda lain sesuai dengan pengalaman belajar dia sebelumnya.

Selain menghubungkan benda dengan kejadian, Alaric juga menghubungkan kejadian dengan kejadian. Kejadian kali ini yang dialaminya yakni membutuhkan pijakan agar bisa lebih tinggi dengan kejadian sebelumnya dimana ayah juga menggunakan karpet evamat untuk memasang kelambu. Dua kemampuan menghubungkan (benda dengan kejadian, dan kejadian dengan kejadian) ini adalah modal dasar bagi berkembangnya kemampuan berpikir Logis-Matematik dalam domain berpikirnya.

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua agar Making Connection Anak Terbangun ?

Yang sudah pasti harus dilakukan oleh para orang tua dan guru adalah terus berbicara dan menjaga sikap dan perbuatan di depan anak. Senantiasa memverbalkan apa yang dilakukan bersama anak akan membantu mereka belajar segala sesuatu di dunia ini termasuk belajar membuat hubungan-hubungan.

Misalkan ketika bayi 7 bulan mulai menggenggam sendok, Bunda bisa ucapkan,

"Wah sedang memegang sendok. Sendok adalah alat yang digunakan untuk makan."

Ditambah dengan menggunakan sendok sesuai fungsinya ketika makan, membuat anak akan belajar menghubungkan antara sendok dengan makan. Di lain waktu dia akan menghubungkan sendok dengan piring sebagai alat yang digunakan untuk makan. Ini bisa terjadi kalau orang tua rajin memverbalkan apa yang dilakukannya bersama anak.

12 April 2016

Menunjukkan Kekuatan Dirinya : Pokoknya Harus Al!

Perkembangan dan kemandirian Alaric bulan ini, sekaligus perkembangan motorik halusnya terlihat dalam kemampuannya menusukkan sedotan ke dalam susu kemasan kotaknya. Meskipun sebelumnya Al sudah bisa memasukkan sedotan sejak bulan Ramadhan tahun lalu, namun kali ini berbeda.



Kemampuannya yang sekarang mulai dari melepas dan menyobekkan plastik pembungkus sedotan dengan giginya, dilanjutkan dengan menusukkannya sendiri meskipun belum dilubangi sebelumnya. Ini menandakan kekuatan jari-jarinya mulai terlihat.

Dan tentu saja. Seiring dengan perkembangan self awarness nya yang sangat kuat dalam menunjukkan kemampuannya sebagai individu, Al hampir tidak mau dibantu. Sebenarnya ini malah mempermudah ayah bunda 😊. Akhirnya tidak terlalu sulit meminta Al untuk beres-beres sekarang ketimbang di usia 1 hingga 2 tahun kemarin.  

27 March 2016

Menikmati Lagu & Menyanyikannya

Kali ini mau cerita tentang domain berpikir estetiknya Alaric. Terutama tentang bagaimana Alaric sangat menikmati musik dan lagu-lagu ketimbang hal lain.

Entah dari mana memulainya, kecerdasan musikal Alaric berkembang sangat baik. Al hafal beberapa judul lagu. Seperti salah satu lagu ulang tahun :

Tiup lilinnya, tiup lilinnya
tiup lilinnya sekarang juga
sekarang juga, sekarang juga

Terkadang dia lanjutkan lagu tersebut dengan lirik 'potong kue'. Hebatnya, nadanya cukup konsisten dan tidak fals. Tak hanya lagu itu, Al dapat menyanyikan lagu 'Ilal Liqo' sebanyak satu bait, lagu karangan ayah 'Hewan Mamalia' secara lengkap, lagu 'Kangguru Australia', sebait lagu 'Sikomo Lewat' dan beberapa lagu-lagu tema di sekolahnya.



Dari sekian banyak lagu yang dia tau dan mampu nyanyikan, lagu 'Kun Anta' adalah lagi favoritnya.

La..la..la..la..la..la..la..la (bisa dicek videonya di instagram ayah)

Saking menikmati lagu, terkadang Al bisa bernyanyi sambil bermain peran, bermaim mobil-mobilan, atau merapikan mainan.

Soal stimulus, memang akhir-akhir ini Alaric sedang menunjukkan eksistensi kemampuannya sehingga suka menolak apa yang ayah bunda inginkan. "Ndak..ah" menjadi kata favoritnya ketika menolak permintaan siapapun.


21 March 2016

Si Kecil Yang Baru 2 Tahun Memberontak? Apa Betul?

Sebentar lagi si Al akan genap 25 bulan. Sudah dua tahun lebih satu bulan sekarang. Ada hal yang menarik di awal usia pre operasionalnya ini. Alaric mulai sering berkata 'Tidak' atau menolak berbagai permintaan dari orang dewasa.

Misalnya ketika ayah bertanya,

"Al, boleh ayah cium ya," kata saya meminta izin.

"Ndak," jawabnya spontal sambil berlari meninggalkan saya.

Atau di lain waktu sehabis membuat berantakan rumah dengan mainannya, bunda mengajak Al untuk beres-beres.

"Sudah selesai ya mainnya. Waktunya beres-beres..," ajak bunda secara tak langsung.

"Ndak. Al bobo (maksudnya Al mau bobo), jawabnya kemudian berlari ke atas kasur dan pura-pura tiduran.

Bagi sebagian orang tua yang belum memahami perkembangan anak, akan menganggap ini sebagai pemberontakan. Begitu yang kami rasakan ketika pertama kali mendengar Alaric membantah. Tidak biasanya dia seperti itu mengingat kami selalu membiasakan beres-beres sehabis bermain, atau langsung menaruh sepatunya ke rak seteah dilepas.



Menurut teori perkembangan, anak pada awal tahap pre-operasional yang baru saja berpindah dari tahapan sensorimotor, cenderung menunjukkan rasa kuat pada dirinya sebagai individu. Itu sebabnya dia akan mulai merasa dirinya punya 'kuasa' terhadap tindakannya dan mulai berkata "tidak" pada permintaan orang dewasa.

Lalu orang tua harus bagaimana?

Ketika pertama kali mendengarnya, saya sempat ber-su'udzhon sama gurunya di sekolah.

"Anak saya diapakan. Kok jadi memberontak seperti ini?" Tanya saya dalam hati.

Namun kemudian saya mencari tahu karena penasaran. Saya jadi belajar lagi. Ohh... ternyata ini wajar dan normal lho, ayah bunda.

Yang perlu ayah bunda lakukan adalah sabar. Yups, bersabar terhadap proses ini dan menikmatinya. Seperti ketika Alaric menolak merapikan mainannya. Kami sabar menunggu dia sambil mengungkapkan perasaan (baca: ketidaknyamanan) kita.

Penting bagi orang tua untuk mengungkapkan perasaan agar anak belajar bagaimana mengungkapkan ketidaknyamanan secara verbal (bukan fisik). Apalagi anak usia ini sebenarnya lebih peduli pada perasaan orang lain.

"Ayah sedih karena mainannya belum kembali pada tempatnya. Rumahnya jadi tidak terlihat rapi," saya coba berbicara padanya.

"Mainannya bisa hilang kalau tidak segera dikembalikan. Kalau sudah hilang harus beli lagi. Ayah sedih harus keluar uang lagi untuk membeli mainan yang sama," sambung saya lagi.

Saya tunggu beberapa saat sampai akhirnya di beranjak dari kasur.

"Aal beres (maksudnya Al beres-beres dulu ya)," katanya sambil berjalan ke arah mainannya.

Nahh. Berhasil juga akhirnya. Ini kalau kita mau sabar menunggu dan terus memberikan pijakan yang tepat.

"Alhamdulillah, Al sudah mau membereskan mainannya. Ayah bantu ya," kata saya.

Dan semua mainan pun kembali ke tempatnya dengan rapi.

21 January 2016

Mulai Mengucapkan Kalimat yang Terdiri dari 2 Kata

Menjelang usianya dua tahun, Al sudah bisa mengucapkan satu kalimat yang terdiri dari dua kata. Setelah "Ikut donk", ada beberapa kalimat yang bisa diucapkannya. Salah satunya saat tadi malam bundanya bertanya :


"Eh, mana ya clodi (cloth diapers) punya Al?," tanya bunda.

"Ini datas (Maksudnya ini di atas)", katanya sambil menunjuk clodi yang tergantung.

Kalimat lainnya seperti "Ayah.... asjid" (Ayah pergi ke masjid) dan beberapa kalimat yang katanya memang belum sepenuhnya dapat diucapkan dengan lancar.

Semoga nanti di genap usia dua tahunnya semakin banyak kalimat sederhana yang mampu diucapkannya.

19 January 2016

Belajar Toilet Training

Beberapa hari terakhir, kami mencoba toilet training untuk Alaric. Memang seharusnya pelan-pelan sudah dicoba sejak usia 1,5 tahun ya. Tapi tak apalah. Yang penting segera memulainya ketika memungkinkan. Dan kami putuskan untuk mulai saat ini menjelang usia Al dua tahun.

Kami juga masih mengaplikasikannya secara bertahap. Karena di sekolah Al masih bergabung dengan kelas Toddler dan PG (Soalnya cuman Al yang ada di Baby House), mau tidak mau agar gurunya tidak terlalu kerepotan, di sekolah masih dipakaikan diapers. Namun di rumah sudah full pakai celana saja. 

Pengen punya Potty kayak gitu supaya Al bisa belajar mandiri

Memang sedikit merepotkan karena setiap 15 menit bunda maupun ayahnya harus mengingatkan soal pipis dan pup nya. Tapi Al mulai sadar. Kadang sebelum keluar dia sudah bicara "pipis..." atau "ee'....". Kadang juga keburu keluar sehingga lantai rumah harus dipel lebih sering dari biasanya. Repot, tapi sekaligus seru. Ketika di bawa ke toilet Al juga sudah aware dengan kakus. Dia duduk di atasnya, dan pipis serta buang air besar disitu. Kadang kasihan karena itu khusus untuk orang dewasa, Al harus pegangan lebih kuat. Pengennya memang punya potty khusus buat toilet training ya supaya Aman. Insya Allah harus segera dibeli.

Menjalankan toilet training ini membuat saya jadi tau betapa repotnya ayah dan ibu saya ketika saya kecil dulu. Kan dulu malah belum ada diapers seperti sekarang. Padahal dengan repot di usia dini, orang tua justru diuntungkan dengan lebih cepat mandirinya anak lho

Jadi jangan takut untuk memulai kemandirian anak sejak dini. Mulai dari hal kecil. Kemandirian Al pertama kali adalah melepas sandalnya dan menaruh sepatu atau sandalnya di rak sepatu. Tapi sebelumnya Al juga sudah mandiri dalam membuang sampah sejak usia 12 bulan. 

Alhamdulillah... pelan-pelan. Yang penting sabar. Iya kan?

17 January 2016

"Ikut donk...."

Ada kosakata menarik yang dilafalkan Al akhir-akhir ini. Yakni "Ikut Donk..." *hehehe. Entah dari mana dia mendapatkannya. Pertama kali didengarkan tetangga saat Al keluar pagi-pagi dari rumah dan melihat Bu Cici, salah seoarng tetangga kami, sedang mengeluarkan sepeda motornya yang diparkir di TK Al Amanah tempat Al bersekolah.

Nah, saat itulah Mama Rudi, tetangga sebelah kami mendengar Al memanggil Bu Cici dan berucap "Ikut donk..." seolah-olah minta diajak.

"Ikut donk...." Minta diajak kemana-mana
 Akhirnya sekarang, setiap Bundanya memakai gamis yang rapi Al segera datang menghampiri dan berkata, "Ikut donk...". Begitu juga saat ayah memegang kunci motor. Al segera tau dan meminta diajak dengan kata-kata tersebut. :-D