20 May 2015

Haruskan Bayi diajari Bicara ?

dede, mimi cucu yu
Kebanyakan orang tua suka mencadel-cadelkan cara bicaranya kepada bayi. Padahal, anak perlu belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar sejak usia dini. Berbicara dengan meniru cara bicara anak atau balita justru akan membingungkan mereka. Inilah salah satu kesalahan yang sering dilakukan para orang tua terhadap anaknya.

Seperti yang saya tulis sebelumnya, perkembangan bicara bayi sebenarnya dimulai dari memahami banyak makna kata. Nah, disinilah proses mendengar menjadi sangat penting. Jika orang tua bicara tidak sesuai (seperti mencadelkan), tentu akan membuat pemahaman bahasa anak juga menjadi terganggu. Anak menjadi bingung dengan mana kata yang benar (dalam contoh di atas, susu atau cucu). Padahal pemahaman makna kata adalah awal dari komunikasi verbal, yang selanjutnya akan berpengaruh pada kemampuan bicara dan membaca.


Haruskan diajari bicara?

Yang harus ayah bunda pahami bahwa perkembangan setiap anak berbeda-beda. Ada anak yang sudah mampu berbicara di usia satu setengah tahun. Namun ada pula yang baru dapat mengucapkan satu atau dua kata di awal usia dua tahun. Semua bergantung pada stimulus yang diberikan oleh orang tua atau pengasuh terdekatnya. Sehingga sekali lagi penting bagi Ibu untuk senantiasa mem-verbalkan apa yang sedang dilakukan atau diperbuat untuk anaknya.

Jelaskan semua yang ayah/ibu lakukan melalui kalimat yang lengkap kepada anak. Misal ketika ayah sedang memanaskan motor di pagi hari. Ayah bisa bicara kepada bayi , "Ayah sedang memanaskan mesin sepeda motor. Mesin perlu dipanaskan agar kendaraan siap untuk dipakai" dan seterusnya. Akan lebih baik jika Ayah atau bunda melengkapi penjelasannya dengan ilmu yang ilmiah. Tak perlu merasa kalau anak tidak memahami apa yang sedang dibicarakan. Usia awal ini (0-2 tahun), anak hanya perlu memperkaya kosakata yang dimilikinya serta belajar menghubungkan kosakata baru tersebut pada benda atau kegiatan yang dialaminya.

Bicara dengan nada dan intonasi yang baik. Selain menggunakan kalimat-kalimat yang jelas, nada dan intonasi juga perlu diperhatikan. Artikulasi yang jelas dan penekanan ada tiap-tiap suku kata akan menarik perhatian anak untuk mendengar dengan seksama dan bermanfaat bagi kemampuan berbicaranya.

Bernyanyi atau memutarkan lagu-lagu sederhana untuk anak juga sangat berguna bagi bayi. Selain membangun kecerdasan musikal, kepekaan bayi terhadap musik atau irama akan membantu bayi mempelajari banyak bahasa. Dalam buku Mengapa Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu, drg Wismiarti menyarankan ibu untuk les vokal dalam rangka menyambut kehadiran buah hatinya.

Nah, ketiga metode di atas kami praktikkan untuk Alaric tercinta. Memang terkadang nenek masih suka mencadel-cadelkan kosatakata yang diucapkan. Bahkan ayah seringkali mengeluarkan kosakata 'aneh' yang tak bermakna sehingga sering ditegur oleh bunda :-D *terima kasih bunda, selalu mengingatkan. Sejauh ini, Al sudah mulai memahami banyak kata. Tapi, di usianya yang 14 bulan ini baru satu kata yang fasih diucapkannya : Mamma. Mudah-mudahan kami tetap istiqomah memberikan stimulus terus menerus.

Dan terakhir, tak perlu kita bandingkan anak kita dengan yang lainnya. Tugas kita sebagai orang tua adalah terus membangun mereka menjadi generasi yang gemilang.

0 comments:

Post a Comment